Translate
Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese English French German Spain Italian Dutch

Senin, 02 November 2009

Pertemuan Internasional Bahas Perkembangan Program Kesehatan dan Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat

Program CBHFA atau Aksi Kesehatan dan Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat (KPPBM) adalah salah satu program di bidang kesehatan yang dilakukan oleh PMI. Program CBHFA telah berjalan sejak tahun 1999 dan selanjutnya pada tahun 2005 diadakan revitalisasi untuk program ini sesuai komitmen dari Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC).

Terkait dengan perkembangan program ini, PMI menggelar pertemuan internasional bertajuk “CBHFA Global Lesson Learn Workshop” di Park Lane Hotel Jakarta sejak 25- 27 Oktober 2009. Pertemuan ini membahas seputar program CBHFA dan perkembangannya di Indonesia dan di sejumlah negara lainnya. Dari pertemuan ini diharapkan adanya sebuah rekomendasi untuk pelaksanaan program di masa yang akan datang. Pada kesempatan yang sama, PMI dan IFRC juga meluncurkan secara resmi program serta paket modul CBHFA.

Acara dihadiri oleh perwakilan palang merah dari 22 negara (Indonesia, Finlandia, Swedia, Norwegia, Amerika Serikat, Austria, Inggris, Australia, Kamerun, Cook Islands, India, Kenya, Myanmar, Namibia, Nepal, Pakistan, Samoa, Sri Lanka, Thailand, Timor Leste, Sudan, dan Zimbabwe) serta IFRC.

Sekilas tentang Program CBHFA
Sejauh ini PMI telah melaksanakan program CBHFA di masyarakat di sejumlah daerah di Indonesia. Program ini difokuskan untuk mendukung relawan dalam memotivasi masyarakat dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat. Caranya adalah dengan mendorong kemampuan mereka dalam memberikan pertolongan pertama, meningkatkan respon dan penanggulangan bencana serta promosi kesehatan dasar melalui kegiatan penyuluhan.

“Melalui program CBHFA, masyarakat diharapkan bisa berpartisipasi aktif dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan. Lewat program ini juga masyarakat disiapkan untuk menghadapi tanggap darurat bencana,” ujar Kepala Divisi Pelayanan Sosial dan Kesehatan Masyarakat Markas Pusat PMI, dr. Lita Sarana di Jakarta (27/10).

Terkait dengan berjalannya program CBHFA di Indonesia, Wakil Ketua PMI Bidang Pelayanan Sosial dan Kesehatan Masyarakat, Prof. Dr. Amal Sjaaf menyatakan, “PMI sebagai perhimpunan palang merah di Indonesia telah dipercaya untuk mengujicobakan program ini di kawasan Asia Pasifik. Kami telah memulai program percontohan ini sejak 2007 di Propinsi NAD.”

Dalam pelaksanaannya, program CBHFA telah berkolaborasi dan berintegrasi dengan program pemerintah setempat, seperti Desa Siaga, Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, posyandu, dan program-program lainnya. Berbagai proyek percontohan ini telah dilaksanakan di 4 Kabupaten di Propinsi NAD (Sabang, Bireun, Banda Aceh dan Aceh Jaya) dengan 99 desa didukung oleh 92 fasilitator tingkat kabupaten dan 1.883 Relawan Kesehatan Desa (RKD).

Melalui program CBHFA yang memakai pendekatan berbasis masyarakat, tentunya masyarakat diharapkan dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan dan kehidupan secara berkelanjutan. Program ini juga dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaan, panduan fasilitator, panduan RKD, perangkat promosi kesehatan, dan media lain yang mendukung seperti, lembar balik, kalender kesehatan, dan jurnal relawan untuk memudahkan program berjalan.*