Translate
Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese English French German Spain Italian Dutch

Jumat, 19 Juni 2009

Jean Henri Dunant


Jean Henri Dunant (1828-1910) adalah seorang warga negara Swiss yang dikenal sebagai Bapak Palang Merah Dunia adalah pemuda yang menyaksikan perang mengerikan antara pasukan Prancis dan Italia melawan pasukan Austria di Solferino, Italia Utara pada tanggal 24 Juni 1859.

Tidak kurang 40.000 tentara terluka menjadi korban perang, sementara bantuan medis tidak cukup merawat korban sebanyak itu. Tergetar penderitaan tentara yang terluka, Henry Dunant bersama penduduk setempat mengerahkan bantuan menolong mereka. Setelah kembali ke Swiss, Henry Dunant menuangkan kesan dan pengalamannya ke dalam buku berjudul "Kenangan dari Solferino" menggemparkan Eropa.

Di buku itu Henry Dunant mengajukan dua gagasan. Pertama, membentuk organisasi kemanusiaan internasional yang dapat dipersiapkan pendiriannya pada masa damai untuk menolong prajurit yang terluka di medan perang. Kedua, mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang cedera dan sukarelawan serta organisasinya yang menolong saat terjadinya perang.

Pada 1863 Henry Dunant bersama keempat kawannya merealisasi gagasan tersebut dengan mendirikan komite internasional untuk nantuan para tentara yang cedera, sekarang disebut Komite Internasional Palang Merah atau Committee of The Red Cross (ICRC) merupakan lembaga kemanusiaan bersifat mandiri, sebagai penengah dan netral.

Dalam perkembangannya Palang Merah Internasional juga memiliki Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah atau International Federation of Red Cross dan Red Crescent (IFRC).

Semangat Henry Dunant inilah yang mengilhami terbentuknya Perhimpunan Nasional Palang Merah Nasional dan Bulan Sabit Merah yang didirikan hampir di setiap negara di seluruh dunia berjumlah 176 perhimpunan nasional. Sedang gagasan kedua Henry Dunant direalisasi Pemerintah Swiss dengan mengadakan konferensi Jenewa dengan menghasilkan Konvensi Jenewa (1864) yang terus dikembangkan sehingga dikenal sebagai Konvensi Jenewa 1949.

PMI Daerah Jawa Tengah Kembangkan SIBAT

Menyikapi Indonesia yang rawan bencana, PMI Daerah Jawa Tengah bekerjasama dengan Palang Merah Denmark (DRC), Komisi Uni Eropa (ECHO) dan Palang Merah Jerman (GRC) mengembangkan SIBAT (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat) yaitu Relawan PMI dari masyarakat desa setempat dan Sekolah Siaga Bencana di beberapa PMI Cabang. SIBAT dan Sekolah Siaga Bencana merupakan usaha memberdayakan masyarakat untuk menanggulangi risiko bencana yang terjadi di wilayahnya masing-masing.

Staf Humas PMI Daerah Jawa Tengah, Muhammad Nashir menjelaskan akan pentingnya program ini, Kerjasama ini sangat baik, karena dengan memberdayakan atau meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menanggulangi dan menghadapi bencana yang terjadi di wilayahnya, maka sangat mengurangi risiko bencana yang akan terjadi nanti seperti banjir, tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi sampai kebakaran, jelasnya.

Saat ini PMI Daerah Jawa Tengah bekerjasama dengan DRC telah mengembangkan SIBAT dibeberapa cabang melalui Program ICBRR (Integrated Community Based Risk Reduction) seperti di PMI Cabang Kab. Magelang, Kab. Boyolali dan Kab. Klaten. Sedangkan bekerjasama dengan ECHO dan GRC, PMI Daerah Jawa Tengah mengembangkan Program Sekolah Siaga Bencana dan Sibat di Kebumen dan Cilacap.

Keberadaan SIBAT sendiri juga memberikan dampak positif kepada warga dalam memahami kondisi lingkungan sekitar, ini dikarenakan para tim SIBAT telah mendapatkan pelatihan KBBM (Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat), bersama dengan relawan PMI Cabang, SIBAT melakukan sosialisasi KBBM melalui pertemuan rutin yang diadakan warga sendiri, seperti arisan dan pengajian, papar Nashir. Warga juga telah menyepakati adanya tanda peringatan dini dengan menggunakan kentongan, yang berada disudut kampung dan pos ronda. Sebagai bentuk pengurangan risiko bencana, warga juga melakukan penanaman pohon di wilayah-wilayah yang rawan bencana ; seperti longsor,, tambah Nashir.

PMR dan Relawan PMI Akan Ikuti Pertemuan Remaja Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Tingkat Internasional di Italia



Palang Merah Indonesia (PMI) akan memberangkatkan lima anggota Palang Merah Remaja (PMR) dan relawan beserta seorang pendamping, hari Sabtu (20/06), untuk mengikuti Pertemuan Remaja Palang Merah dan Bulan Sabit Merah tingkat Internasional di Solferino Italia. Pertemuan akan berlangsung sejak 23-28 Juni 2009 dan akan dilanjutkan dengan aksi berjalan menuju Jenewa Swiss untuk melakukan napak tilas perjalanan Henry Dunant yang melahirkan gagasan pembentukan organisasi palang merah.

Digelarnya pertemuan di Solferino Italia ini adalah untuk memperingati 150 tahun berdirinya Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (Gerakan) yang dirintis oleh Bapak Palang Merah Henry Dunant. Sebanyak 600 peserta dari 180 Perhimpunan Nasional di seluruh dunia akan mengikuti pertemuan yang dikemas dalam suasana perkemahan. Di pertemuan ini, perwakilan PMR dan relawan PMI ini akan mengikuti kegiatan workshop dan kelompok diskusi yang mengangkat topik tentang Gerakan, peran remaja dalam kegiatan pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim, konflik, kesehatan, dan bencana.

Mereka akan melakukan presentasi dan sharing pengalaman mengenai kegiatan PMR dan relawan di Indonesia, diskusi tentang masalah dan tantangan yang dihadapi dalam isu kemanusiaan, seperti perubahan iklim, konflik bersenjata, pelanggaran hukum humaniter internasional, diskriminasi dan sebagainya,, kata Kepala Divisi PMR dan Relawan Markas Pusat PMI, Juliati Susilo.

Para remaja yang akan diberangkatkan merupakan perwakilan PMR dan relawan PMI dari empat daerah. Mereka adalah Dorkas Mada Ali (PMR asal Sulawesi Barat), Prasetya Arif (PMR dari Bengkulu), I Gusti Ngurah Mayura (relawan PMI Daerah Bali), Ima Fatma Yunita (relawan PMI Daerah Jawa Tengah) dan Rina Utami sebagai Kepala Sub Divisi PMR Markas Pusat PMI sebagai pendamping. Mereka terpilih untuk berangkat ke Italia karena memenuhi sejumlah kriteria, di antaranya komunikatif, kreatif, dapat melakukan presentasi, dan tentunya dapat berbahasa inggris,, jelas Rina Utami.

Para perwakilan PMI beserta seluruh peserta pertemuan ini nantinya akan mengeluarkan suatu draft deklarasi yang akan mewakili peran PMR dan relawan di dunia dalam menjawab persoalan kemanusiaan yang dihadapi. Usai mengikuti pertemuan, para remaja akan melakukan perjalanan napak tilas dari Solferino di bagian Italia Utara menuju Jenewa Swiss untuk memperingati kembalinya Henry Dunant dari Solferino. Kami akan berjalan selama 3 hari dengan naik bis dan jalan kaki selama 2-3 jam sepanjang 15 km setiap harinya,, kata relawan PMI asal Bali, I Gusti Ngurah Mayura. Di Jenewa kami juga akan mengunjungi museum palang merah, markas Federasi Internasional dan Komite Palang Merah Internasional,, tambahnya.

Pada 150 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1859, Henry Dunant yang merupakan pengusaha asal Swiss saat itu membantu puluhan ribu tentara yang meninggal dan luka akibat perang Italia dengan Austria dalam perjalanan bisnisnya. Peristiwa ini sangat menggugah Henry Dunant sehingga sekembalinya dari Solferino, ia pun menggagas ide dibentuknya sebuah organisasi kemanusiaan internasional untuk membantu prajurit yang cedera di medan perang.

Pertemuan remaja ini merupakan kelanjutan dari konferensi remaja internasional yang pernah digelar di Jenewa tahun 2007 yang saat itu diikuti oleh anggota PMR dan relawan dari 31 Perhimpunan Nasional. Kami harap sekembalinya PMR dan relawan kami dari Italia, mereka bisa membawa pengalaman mereka dan mengembangkannya di daerah mereka masing-masing,, ujar Juliati Susilo.

Untuk informasi selengkapnya, dapat menghubungi: Juliati Susilo, Kepala Divisi PMR dan Relawan Markas Pusat PMI, Tlp. 021-799 2325, ext. 225 atau Ria Thahir, Kepala Sub Divisi Komunikasi Markas Pusat PMI, Tlp. 021-799 2325, ext. 201. Kontak Media: Aulia Arriani, Staf Hubungan Media, Hp. 0816 795 379.