Translate
Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese English French German Spain Italian Dutch

Rabu, 02 Desember 2009

Persiapan Jumbara SMK1 Kedungwuni


Untuk mencapaiesuksesan dijumbara cabang Pekalongan besok, dewan wira SMK 1 Kedungwuni mempersipkan segala sesuatunya dengan baik.

Adapun persiapannya meliputi latihan Traveling Kepalang merahan, paduan suara, jurnalistik, Pentas seni, Siaga bencana, dan lain-lain.

Dalam persiapan ini melibatkan seluruh dewan dan tidak lupa mengundang pelatih dari PMI cabang.

Semoga dengan semangat dan kemampuan kami,kami dapat mendapatkan hasil yang baik.

Mohon do'a restunya !!

Senin, 02 November 2009

Pertemuan Internasional Bahas Perkembangan Program Kesehatan dan Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat

Program CBHFA atau Aksi Kesehatan dan Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat (KPPBM) adalah salah satu program di bidang kesehatan yang dilakukan oleh PMI. Program CBHFA telah berjalan sejak tahun 1999 dan selanjutnya pada tahun 2005 diadakan revitalisasi untuk program ini sesuai komitmen dari Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC).

Terkait dengan perkembangan program ini, PMI menggelar pertemuan internasional bertajuk “CBHFA Global Lesson Learn Workshop” di Park Lane Hotel Jakarta sejak 25- 27 Oktober 2009. Pertemuan ini membahas seputar program CBHFA dan perkembangannya di Indonesia dan di sejumlah negara lainnya. Dari pertemuan ini diharapkan adanya sebuah rekomendasi untuk pelaksanaan program di masa yang akan datang. Pada kesempatan yang sama, PMI dan IFRC juga meluncurkan secara resmi program serta paket modul CBHFA.

Acara dihadiri oleh perwakilan palang merah dari 22 negara (Indonesia, Finlandia, Swedia, Norwegia, Amerika Serikat, Austria, Inggris, Australia, Kamerun, Cook Islands, India, Kenya, Myanmar, Namibia, Nepal, Pakistan, Samoa, Sri Lanka, Thailand, Timor Leste, Sudan, dan Zimbabwe) serta IFRC.

Sekilas tentang Program CBHFA
Sejauh ini PMI telah melaksanakan program CBHFA di masyarakat di sejumlah daerah di Indonesia. Program ini difokuskan untuk mendukung relawan dalam memotivasi masyarakat dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat. Caranya adalah dengan mendorong kemampuan mereka dalam memberikan pertolongan pertama, meningkatkan respon dan penanggulangan bencana serta promosi kesehatan dasar melalui kegiatan penyuluhan.

“Melalui program CBHFA, masyarakat diharapkan bisa berpartisipasi aktif dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan. Lewat program ini juga masyarakat disiapkan untuk menghadapi tanggap darurat bencana,” ujar Kepala Divisi Pelayanan Sosial dan Kesehatan Masyarakat Markas Pusat PMI, dr. Lita Sarana di Jakarta (27/10).

Terkait dengan berjalannya program CBHFA di Indonesia, Wakil Ketua PMI Bidang Pelayanan Sosial dan Kesehatan Masyarakat, Prof. Dr. Amal Sjaaf menyatakan, “PMI sebagai perhimpunan palang merah di Indonesia telah dipercaya untuk mengujicobakan program ini di kawasan Asia Pasifik. Kami telah memulai program percontohan ini sejak 2007 di Propinsi NAD.”

Dalam pelaksanaannya, program CBHFA telah berkolaborasi dan berintegrasi dengan program pemerintah setempat, seperti Desa Siaga, Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, posyandu, dan program-program lainnya. Berbagai proyek percontohan ini telah dilaksanakan di 4 Kabupaten di Propinsi NAD (Sabang, Bireun, Banda Aceh dan Aceh Jaya) dengan 99 desa didukung oleh 92 fasilitator tingkat kabupaten dan 1.883 Relawan Kesehatan Desa (RKD).

Melalui program CBHFA yang memakai pendekatan berbasis masyarakat, tentunya masyarakat diharapkan dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan dan kehidupan secara berkelanjutan. Program ini juga dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaan, panduan fasilitator, panduan RKD, perangkat promosi kesehatan, dan media lain yang mendukung seperti, lembar balik, kalender kesehatan, dan jurnal relawan untuk memudahkan program berjalan.*

Jumat, 30 Oktober 2009

Pengamat: Kabinet SBY Didominasi Orang Dekat

17/10/2009 22:27
Liputan6.com, Jakarta: Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Ary Dwipyana menilai susunan kabinet presiden terpilih Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) cenderung orang-orang di sekitar SBY. "Orang-orang yang telah dipanggil SBY untuk masuk dalam kabinetnya cenderung "All The SBY Man" atau orang-orang di sekitar SBY, karena pertimbangan untuk rekrutmen kandidat menteri lebih didasarkan pada kedekatan secara politis dan unsur dari tim sukses," katanya di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut Ary sebagaimana dikutip ANTARA, dari unsur politis tampak sekali mereka yang dipanggil banyak berasal dari unsur koalisi partai politik (parpol) pendukung SBY. "Itu sudah tampak dari beberapa nama yang dipanggil, serta dari unsur tim sukses yakni figur-figur yang selama ini berjuang bersama SBY dalam pemilu presiden," katanya.

Ary berpendapat kenyataan tersebut perlu dikritisi, karena kelihatan sekali SBY lebih memperhatikan representasi politik dengan terakomodasinya sejumlah figur dari parpol dan tim sukses. Ia mencontohkan dari parpol koalisi dapat dilihat munculnya nama Agung Laksono yang merupakan bukti SBY mengakomodasi Partai Golkar.

"Meskipun selama lima tahun terakhir Agung Laksono dikenal sebagai pimpinan DPR, namun dalam kompetensi dan hal tertentu, masih belum terlihat hasil yang menonjol yang telah dilakukan Agung Laksono. Ini menunjukkan faktor representasi parpol lebih kuat dari kompetensi," katanya.

Sedangkan dari tim sukses SBY, baru beberapa nama yang muncul seperti Marsekal (Purn) Djoko Suyanto, Jenderal Polisi (Purn) Sutanto. Kedua nama ini sebelumnya telah memiliki pengalaman dan pernah menduduki posisi penting dalam pemerintahan.

"Dari tim sukses yang belum teruji kompetensinya adalah Gamawan Fauzi yang saat deklarasi SBY bertugas membacakan naskah deklarasi. Pilihan terhadap Gubernur Sumatra Barat ini juga lebih bernuansa politis dan kedekatan saja," katanya.

Meskipun, menurut dia, selama ini Gamawan di Solok dikenal sebagai sosok yang bersih. Namun, dari sisi kompetensi masih belum ada yang menonjol. Ary mengatakan memang dalam kabinet ini ada regenerasi, tetapi bukan dalam arti regenerasi yang sesungguhnya untuk menciptakan terobosan inovasi serta kreativitas pembantu presiden.

Kalau dilihat yang terjadi sekarang, menurut dia kecenderungan SBY tidak mengambil orang di luar kelompoknya, dan tidak pernah mempertimbangkan orang di luar parpol dan tim sukses atau orang yang dikenal tidak memiliki kepentingan politik, namun memiliki kompetensi yang tinggi. Ia mengatakan dengan perkiraan kabinet seperti ini, artinya lima tahun ke depan hanya akan melihat kabinet loyal yang sedikit memunculkan manuver serta ide segar.(ARV)
SBY Lantik Menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II
Kamis, 22 October 2009 13:46 WIB

Jakarta, (tvOne)

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Kamis (22/10), di Istana Negara Jakarta melantik 34 menteri Kabinet Indonesia Bersatu Kedua dan tiga pejabat setingkat menteri. Pelantikan yang tengah berlangsung ini mulai pukul 13:40 WIB, selain dihadiri oleh Presiden dan Ibu Negara Ani Yudhoyono, pelantikan itu juga disaksikan oleh Wakil Presiden Boediono dan Ibu Herawati.

Mulai pukul 13:00 WIB para calon menteri dan juga keluarganya mulai hadir untuk mengikuti acara pelantikan tersebut. Sebelumnya pada Rabu (21/10) pukul 22:00 WIB Presiden Yudhoyono didampingi Wapres Boediono, Sudi Silalahi dan Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng mengumumkan susunan kabinet.

Dari susunan kabinet yang dibacakan Presiden, 98 persen sesuai dengan perkiraan sejumlah pihak dan berdasarkan calon-calon yang dipanggil untuk mengikuti uji kelayakan di kediaman pribadi Presiden di Cikeas.

Menunggu Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II
Minggu, 18 Oktober 2009 17:09 WIB | Artikel | Pumpunan | Dibaca 4844 kali
Panca Hari Prabowo
Menunggu Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II
(ANTARA/Grafis-mansye)
Jakarta (ANTARA News) - Dengan tenang Suryadharma Ali, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan, berjalan memasuki gerbang ring I pendopo kediaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas Bogor, waktu menjelang pukul 10:15 WIB, pria berkacamata itu siap mengikuti uji kelayakan calon menteri.

Hari itu, Sabtu (17/10) merupakan salah satu hari yang ditunggu-tunggu oleh sejumlah figur di negeri ini, hari dimana Presiden Yudhoyono melakukan tahap ketiga dari proses rekrutmen awak kabinet Indonesia Bersatu II yang akan mendampinginya hingga 2014 mendatang.

Namun tak sampai 30 menit, Suryadharma, keluar dari ruang tunggu dan kemudian berjalan menuju pintu keluar ring I yang dilewatinya tadi, selidik punya selidik rupanya jadwal uji kelayakannya jatuh pada pukul 13:30 WIB usai makan siang.

Suryadharma, adalah satu dari 16 calon menteri yang sepanjang Sabtu itu memenuhi panggilan Yudhoyono dan Boediono untuk menjalani uji kelayakan, menandatangani kontrak kerja dan pakta integritas.

Sebelum memulai pemanggilan para calon menteri Susilo Bambang Yudhoyono turun langsung memeriksa semua persiapan di halaman depan kediamannya Puri Cikeas Indah, Sabtu.

Yudhoyono dengan raut cerah memeriksa kelengkapan sound system di halaman depan dan penataan kursi di pendopo halamannya.

Presiden terpilih periode 2009-2014 itu didampingi oleh orang-orang di lingkaran kepercayaannya seperti Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Menteri Sekretaris Negara Hatta Radjasa, serta Juru bicara Kepresidenan, Andi Mallarangeng, dan calon wakil presiden terpilih Boediono.

"Hari ini makin seru ya," ujarnya pada wartawan.

Masuk pukul 10:00 WIB, calon menteri yang pertama menjalani uji kelayakan adalah mantan Panglima TNI Marsekal (Purn) Djoko Suyanto yang diproyeksikan menempati posisi Menko Polhukam, itu terlihat dari keterangannya usai menjalani uji kelayakan.

"Tadi jam 10, kepada Bapak Presiden dan Bapak Boediono, tadi disampaikan kesiapan saya untuk bantu di pemerintahan mendatang, deskripsi lain adalah point tugas-tugas ke depan yang akan lebih berat," kata Djoko.

Ia menjelaskan saat bertemu dengan Presiden dan capres terpilih Boediono, dijelaskan padanya tentang program kerja, juga kontrak kerja serta pakta integritas.

"Terakhir menandatangani pakta integritas dan kontrak kinerja banyak point yang nanti sambil jalan akan saya jelaskan," katanya.

Saat ditanya posisi-posisi yang ditawarkan padanya, secara diplomatis Djoko menyatakan posisi itu sesuai dengan kemampuannya selama ini di bidang politik, pertahanan dan keamanan.

"Yang jelas bukan departemen," katanya. Djoko Suyanto menjalani uji kelayakan sekitar 20 menit.

Giliran berikutnya, Hatta Radjasa yang diproyeksikan menempati posisi Menko Perekonomian. Menyusul kemudian Agung Laksono yang diproyeksikan menempati Menko Kesra.

Banyak kalangan memang memperkirakan Kabinet Indonesia Bersatu akan lebih banyak diisi oleh muka-muka baru. Terlebih saat menyampaikan sambutan di dalam acara perpisahan aggota Kabinet Indonesia Bersatu jilid I di Istana Negara sehari sebelumnya, Yudhoyono mengatakan ada sedikit dari anggota yang sekarang akan melanjutkan tugasnya kembali ke dalam kabinet.

Diantara sedikit itu, yang dipanggil pada hari pertama adalah Sri Mulyani Indrawati, Mari Elka Pangestu, Muhammad Nuh, Jero Wacik, Hatta Radjasa, Sudi Silalahi, Suryadharma Ali.

Diantara mereka ada yang diperkirakan tetap pada posisinya semula namun ada pula yang diperkirakan akan berpindah pos. Sri Mulyani dan Mari Elka diperkirakan akan tetap berada di Menkeu dan Menteri Perdagangan, demikian juga Jero Wacik di Menteri Pariwisata.

Sedangkan Hatta Radjasa diperkirakan menjadi Menko Perekonomian, Sudi menjadi Mensesneg dan Muhammad Nuh menjadi Menteri Pendidikan dan Suryadharma Ali diperkirakan menduduki menteri sosial atau Meneg Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas.

Sementara wajah baru yang akan menduduki kabinet cukup banyak, sebagaian besar memang berasal dari parpol dan juga non parpol. Diantaranya mereka yang datang pada hari pertama adalah Tifatul Sembiring, Muhaimin Iskandar, Andi Mallarangeng, Salim Assegaf Al`Juffrie, Sutanto dan Gamawan Fauzi.

Pengamat politik Bima Arya Sugiarto dalam sebuah kesempatan mengatakan, dalam penyusunan kabinet kali ini, Yudhoyono memang akan banyak menempatkan wajah baru dalam kabinetnya.

"Hanya sekitar tujuh hingga 12 kursi menteri atau sekitar 20-30 persen dari 34 kursi menteri yang masih diduduki wajah lama," katanya.

Ia juga menyatakan Yudhoyono akan menyusun kabinetnya dengan memadukan kombinasi dari tiga unsur yakni, representasi, kompetensi, regenerasi, dan ditambah integritas.

Representasi, katanya, plihannya akan mewakili parpol pendukung, kewilayahan, gender, agama, dan etnis. Akademisi pilihannya mewakili, akademisi, praktisi, serta birokrat dan militer. Sedangkan regenerasi mewakili generasi muda yang potensial.

"Ketiga unsur tersebut didukung dengan unsur integritas," katanya.

Andi Mallarangeng yang akan diplot menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga, Muhaimin Iskandar yang akan diplot menjadi Menakertrans dan Gamawan Fauzi yang diplot menjadi Mendagri setidaknya mewakili ketiga unsur itu selain Tifatul Sembiring di posisi Menkominfo.

Unsur parpol
Yang menarik pada setiap penyusunan kabinet sejak 2004 lalu adalah posisi menteri yang akan diisi oleh kandidat dari parpol yang berkoalisi dengan Partai Demokrat dalam pemilu legislatif dan presiden.

Dari 16 kursi menteri yang diperkirakan diberikan kepada parpol pendukung, Bima memprediksi rinciannya yakni, Partai Demokrat (PD) sebanyak empat kursi, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tiga kursi, Partai Amanat Nasional (PAN) dua kursi, Partai Kebangkiran Bangsa (PKB) dua kursi, dan Partai Golkar (PG) tiga kursi.

Menteri-menteri dari parpol, katanya, lebih banyak mengisi kursi menteri teknis di bidang politik, sosial, dan menteri negara, sedangkan menteri teknis di bidang pereknomian lebih banyak diisi profesional dan praktisi.

Dari kalangan parpol, tercatat yang hadir pada hari pertama adalah Syarif Hassan, Andi Mallarangeng, Jero Wacik dari Partai Demokrat. Tifatul Sembiring dan Salim Assegal Al-Jufrie dari Partai Keadilan Sejahtera.

Dari Partai Golkar antara lain Agung Laksono, PAN diwakili oleh Hatta Radjasa, PKB Muhaimin Iskandar dan PPP Suryadharma Ali.

Pada hari kedua, Minggu (18/10) hingga pukul 12:00 WIB setidaknya sudah hadir Ketua Bidang Ekonomi Partai Demokrat Darwin Zahedy Saleh, Djoko Kirmanto, Ketua Umum Kadin Indonesia MS Hidayat, dan Pembantu Rektor I Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Gusti Muhammad Hatta serta Linda Agum Gumelar.

Siapapun yang masuk kabinet mendatang, tugas berat tentu sudah menunggu, meski pemulihan krisis keuangan global sudah menampakkan arah kemajuan, sejumlah produk pangan dalam kondisi aman, situasi keamanan membaik pasca penggerebekan sejumlah buronan teroris sudah dilakukan.

Khusus untuk para menteri yang akan dilantik 22 Oktober mendatang itu, evaluasi kinerja akan dilakukan pada 1,5 tahun masa kerja. Mereka akan berlanjut bila bisa memenuhi target program yang sudah ditandatangani dalam kontrak kerja, bisa juga diganti di tengah jalan.

Kini masyarakat tinggal menunggu pengumuman mereka pada 21 Oktober mendatang, pelantikan 22 Oktober dan penampilan pertama mereka pada sidang paripurna kabinet 23 Oktober 2009.
Kabinet Indonesia Bersatu jilid 2

October 26th, 2009 by dr_naziel

Sudah lama ga nulis disini, jadi kangen juga. Walaupun hampir sebulan sekali rutin update tapi itu sebenernya artikel Konsultasi Kesehatan di majalah kantor (daripada blog-nya kosong melompong,hehe.. mudah2an bermanfaat), Bagaimana kabar Pesta Blogger kmaren? (maaf ga bisa ikutan, padahal pengen banget, apa daya tangan tak sempet). Peredaran gosip kali ini kok nggak seheboh biasanya ya (terutama ketika mewawancarai wartawan gosip senior Dblogger ternyata cuman dapet jawaban ”No Coment” ).

Udah ah ngalor ngidul-nya, pindah ke tema yang rada serius dikit yaa.. Beberapa hari terakhir Headline media massa baik cetak dan elektronik heboh memberitakan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, dari mulai acara Menteri Idol (sampai ada yang tersisih alias dipulangkan), acara pelantikan (yang jarang terjadi ada salah satu pejabat yang entah sengaja terlewat ataupun tidak disengaja nggak jadi dilantik hari itu, beliau hanya menonton dibarisan keluarga dan pengantar), sampailah ke acara yang lebih menghebohkan yaitu para menteri terhormat yang baru bekerja 3 hari meminta kenaikan gaji, kenaikan tunjangan dan pergantian mobil dinas (waduh baru kerja 3 hari udaj minta macem2, gimana kalo udah kerja berhari-hari yaa).

Acara Menteri Idol sudah menyaingi acara sejenis yang telah ditayangkan terlebih dahulu di salah satu televisi swasta nasional tanah air, acara yang dikemas menarik mulai dari tebak-tebakan siapa yang akan jadi menteri, pemanggilan calon menteri satu persatu yang akan diseleksi oleh dewan juri yang kali ini bukan terdiri dari Indra Lesmana, Titi DJ dan Anang, kemudian sepatah dua patah kata dari calon menteri setelah fit and proper test seakan memberi petunjuk bagi pemirsa sebagai menteri apakah beliau gerangan nantinya. (sayang tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh panitia, berupa kerjasama dengan berbagai provider telepon selular untuk diadakan semacam polling buat pemirsa untuk menebak calon menteri tersebut).

Kalo masalah ada pejabat yang kelewat dilantik mah itu urusan dalam negeri beliaulah, entah apa yang terjadi. Nggak lucu aja ketika sang pejabat telah hadir bersiap untuk rapat perdana KIB 2 kursi dan papan nama telah disediakan di sebelah Pak Sutanto, malahan minuman ringan dan snack pun telah tersedia, tak lama sebelum presiden tiba semua itu disingkirkan segera termasuk sang pehabat yang disuruh minggat duluan, ada apa? Entahlah… hanya tuhan dan SBY serta pembantu terdekatnya yang tahu begitu pula dengan kejadian calon menkes yang gagal lolos yang menurut Jubir kepresidenan beliau lebih memilih bekerja mengabdikan diri di luar kabinet, namun langsung dibantah oleh sang mantan calon menkes tersebut.

Kalo soal menteri baru 3 hari kerja sudah minta kenaikan gaji, kenaikan tunjangan dan pergantian mobil dinas mah silahkanlah terserah pendapat saudara-saudara sekalian saja saya sudah males buat mikirinnya ahh… kok jadi kemana-mana ya.. gpp deh yang penting bisa posting lagee.. Kalo boleh mengambil kata-kata pakar komunikasi favorit saya Bang Efendi Ghazali lebih baik membentuk Kabinet SBY-Boediona bersatu jilid 1 daripada membentuk Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II… Meaning?

Terakhir aku dapet lagi sms dari undecoded msg address 2009/10/21 jam:14:39 isinya: ”Selamat atas Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI tanggal 20 Oktober 2009” dan seperti biasa ga saya bales, bukannya ga ada pulsa tapi bingung balesnya perasaan yang dilantik jadi presiden bukan saya, J .. peace ahh..

Tetap Mengabdi Untuk Negeri Tercinta

ama-nama Menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II

Rabu, 21 Oktober 2009 | 22:27 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya mengumumkan susunan kabinet yang dinamai Kabinet Indonesia Bersatu jilid II, Rabu (21/10) di Istana Negara.

Tampaknya, nama-nama yang selama ini disebut-sebut untuk menjabat tidak jauh meleset dari perkiraan.

Setidaknya hanya muncul satu nama baru pada posisi Menteri Kesehatan yang semula akan diisi oleh Nila Moeloek.

Inilah susunan nama menteri tersebut:



Djoko Suyanto, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan

Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian

Agung Laksono, Menteri Koordinator Bidang Kesejateraan Rakyat

Marty Natalegawa, Menteri Luar Negeri

Gamawan Fauzi, menteri Dalam Negeri

Purnomo Yusgiantoro, Menteri Pertahanan

Sudi Silalahi, Menteri Sekretaris Negara

Suryadharma Ali, Menteri Agama

Patrialis Akbar, Menteri Hukum dan HAM

Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan

M. Nuh, Menteri Pendidikan Nasional

Jero Wacik, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata

Salim Segaf Aljufri, Menteri Sosial

Muhaimin Iskandar, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

MS Hidayat, Menteri Perindustrian

Mari Elka Pangestu, Menteri Perdagangan

Darwin Saleh Zahedi, Menteri ESDM

Djoko Kirmanto, Menteri Pekerjaan Umum

Freddy Numberi, Menteri Perhubungan

Tifatul Sembiring, Menteri Kominfo

Suswono, Menteri Pertanian

Zulkifli Hasan, Menteri Kehutanan

Fadel Muhammad, Menteri Kelautan dan Perikanan

Armida Alisjahbana, Kepala Bappenas

EE Mangindaan, Meneg PAN dan Reformasi Birokrasi

Mustafa Abubakar, Meneg BUMN

Gusti Muhammad Hatta, Meneg Lingkungan Hidup

Suharna Surapranata, Menteri Negara Riset dan Teknologi

Syarief Hasan, Menteri Negara Koperasi dan UKM

Linda Gumelar, Meneg Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Andi Mallarangeng, Menteri Pemuda dan Olahraga

Suharso Monoarfa, Menteri Perumahan rakyat

Helmi Faisal Zaini, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal

Endang Rahayu Setianingsih, Menteri Kesehatan

Senin, 19 Oktober 2009

Jumbara 2009 PMI Kabupaten Pekalongan

Di tahun 2009 ini PMI Kabupaten Pekalongan akan mengadakan kegiatan Jumbara (Jumpa Bakti dan Gembira) yang merupakan kegiatan pertemuannya para pangkalan-pangkalan PMR dari berbagai sekolahan yang ada di Kabupaten Pekalongan yang rencananya akan dilaksanakan di Obyek wisata Linggoasri pada tanggal 17-20 Desember 2009.

Data yang ada pada Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan ada sejumlah 37 baik SMA maupun SMK. Sedang untuk SMP dan MTs sejumlah 97 sekolah, dimana ini belum merupakan dari SMP satu atap.

Sehingga diharapkan Jumbara 2009 di Kabupaten Pekalongan akan lebih banyak peserta pangkalan yang mengikutinya. Tentu hal ini tak akan berjalan lancar tanpa persetujuan dan kebijaksanaannya dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan dan Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Pekalongan.

Ditemui usai sholat Jumat tanggal 2 Oktober 2009, oleh panitia inti kepada Bapak Susiyanto selaku Ketua PMI Cabang Kabupaten Pekalongan (yang juga Sekda Kabupaten Pekalongan) di Rumah Dinas Sekda, beliau menyampaikan persetujuannya acara tersebut dilaksanakan. Setelah menemui Bapak Susiyanto, panitia inti Jumbara juga berkunjung ke Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan, yang langsung di terima oleh Bapak Tri Panji Irianto selaku Kepala Dinas Pendidikan, dalam kesempatan tersebut Bapak Panji juga menyetujuinya.


Panitia inti yang telah terbentuk untuk sementara adalah:
Ketua : Ari Wibowo
Ketua I : Budi Nur Effendi, SE (Bidang admin)
Ketua II : Teguh NIng Wibowo, SPi (Bidang Lomba dan Non Lomba)
Sekretaris 1: Dwi Jayanto, SP
Sekretaris 2: Trio Santosa, SE
Bendahara 1: Siti Safaatul Utma
Bendahara 2: Suryo Sularno, AMd.

Sebelum diadakan kegiatan Jumbara 2009 PMI Kabupaten Pekalongan, maka akan dilaksanakan Penyegaran Pembina PMR se-Kabupaten Pekalongan dan penyampaian materi lomba secara bersama kepada siswa calon peserta Jumbara 2009 (dari peserta hanya 2 orang tiap pangkalan).
Penyegaran Pembina PMR rencananya akan dilaksanakan di SMK Kedungwuni pada hari Sabtu jam 08.00 sampai selesai. Yang kemungkinan bila ada kesempatan maka acara tersebut juga turut dihadiri oleh Ketua PMI, Kepala Dinas Pendidikan, dan Kepala Kantor Departemen Agama.

Pelatihan untuk siswa, insyaAllah akan dilaksanakan pada tanggal 16 & 17 Oktober di SMP 2 Kajen, dengan materi PP, PK, Kesehatan Remaja, KM HPI dan Siaga Bencana.

Minggu, 27 September 2009

Peringatan HUT Palang Merah Indonesia (PMI) Ke 64

Belum lama terjadi bencana gempa bumi yang mengguncang Tasikmalaya dan sebagian daerah Jawa Barat. Peristiwa ini menambah deretan bencana yang terjadi di Indonesia sebagai negara “supermarket bencana”. Pada Oktober mendatang, sebagian besar wilayah di Indonesia akan memasuki musim hujan dan dikhawatirkan curah hujan akan menyebabkan bencana banjir.

Menghadapi banjir dan berbagai bencana ini, Palang Merah Indonesia (PMI) mengajak masyarakat untuk bersama melakukan kegiatan pengurangan risiko bencana. Bertepatan pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) PMI ke 64 yang jatuh pada 17 September, PMI dan masyarakat melakukan rangkaian kegiatan pengurangan risiko bencana dengan membuat 5.000 lubang resapan biopori, memberantas sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan 3 M Plus (abate) untuk mencegah penyakit demam berdarah dengue (DBD), dan mengikuti penyuluhan kesehatan mengenai penyakit DBD dan cegah flu, pada Minggu (13/9).

“Kita berharap tidak ada lagi bencana, tapi kenyataannya bencana masih saja terjadi. Kita tidak bisa menghindari bencana, tapi kita bisa mengurangi dampaknya dengan melakukan kegiatan pengurangan risiko. Karena itu kegiatan kali ini sangat penting dan yang utama harus melibatkan masyarakat karena mereka yang seringkali menjadi korban,” jelas Ketua Umum PMI, Mar’ie Muhammad.

Dari 5.000 lubang resapan biopori yang dibuat di Jakarta, Kota Tangerang, dan Kabupaten Bekasi, PMI dan masyarakat secara simbolik membuat 50 lubang di halaman kantor Suara Pembaruan hari Minggu ini. Untuk PSN dan abate melibatkan 200 juru pemantau jentik (jumantik) cilik dari anggota PMR Mula untuk bertugas di RW 2, 4, dan 12 Kelurahan Cawang. Sementara itu 200 warga dilibatkan dalam penyuluhan kesehatan penyakit DBD dan simulasi cuci tangan untuk mencegah flu.

Seluruh kegiatan dikonsentrasikan di Kelurahan Cawang Jakarta Timur sebagai daerah rawan banjir dan tempat menyebarnya penyakit DBD. Tidak kurang dari 1.000 orang dari kalangan masyarakat, relawan, dan anggota Palang Merah Remaja akan terlibat dalam kegiatan ini.

Di sela-sela kegiatan, PMI juga akan meluncurkan pelayanan Ambulans Siaga Lebaran dan pos pertolongan pertama menjelang arus mudik Idul Fitri 1430 H. Peluncuran ini ditandai dengan penyerahan tas pertolongan pertama dan pelepasan 5 unit ambulans. Direncanakan pelayanan ambulans ini akan mulai beroperasi pada H-7 dan H+7 lebaran.

Seluruh rangkaian kegiatan ini menandakan peringatan HUT PMI yang dilakukan serentak di seluruh Daerah dan Cabang PMI di Indonesia.

Senin, 24 Agustus 2009


YOUTH CAMP PMR WIRA

Youth camp PMR WIRA se-Provinsi Jawa Tengah Digelar dalam rangka memperingati Hari Remaja Sedunia, 12 Agustus, bahwa masalah remaja tidak akan ada habisnya.Banyak sisi menarik yang dijadikan bahan pembicaraan dari hal positif maupun negatif. Masa remaja penuh dengan problema, karena remaja merupakan usia produktif dan aktif beraksi. Namun generasi muda harus selalu diarahkan ke arah yang positif agar menumbuhkan generasi yang berkualitas. Generasi muda yang berkualitas itu harus memiliki pengetahuan dan keterampilan.Melalui Youth Camp yang diselenggarakan PMI Provinsi Jawa Tengah ini, diharapkan kualitas remaja yang positif dapat tumbuh dan berkembang. Kegiatan ini diikuti oleh 33 PMI Cabang di Jawa Tengah dengan jumlah peserta 132 anggota PMR dengan mengangkat tema “Upaya Pengurangan Resiko Berbasis Remaja”.
Agar peserta YOUTH CAMP ini dapat berperan aktif, maka diterapkan beberapa metode dalam pelaksanaan kegiatan ini, antara lain : ceramah, sharing, diskusi kelompok, simulasi, praktek, dan yang lebih seru ada permainannya.Pada jam istirahat, para peserta dapat sharing dengan teman–teman lainnya dan berbagi pengalaman.
Salah satu peserta Youth Camp ini dari Kabupaten Pekalongan adalah siswa siswi dari SMK 1 Kedungwuni yaitu 1 putra dan 1 putri.
Hari pertama peserta Youth Camp masih merasa asing dengan lingkungan barunya, karena untuk beberapa peserta ini merupakan pengalaman pertama. Namun dengan dibentuknya kelompok-kelompok saat kegiatan, mereka jadi kenal satu sama lain.Dengan terbentuknya kelompok, kegiatan belajar ini jadi lebih mudah karena terkoordinir dan dimaksudkan agar sesama peserta lebih bisa berinteraksi. Para peserta juga dituntut untuk saling kompak dan saling bekerjasama. Antrian masalah Mandi yang Dikeluhkan
Keluhan muncul dari salah satu peserta Youth Camp, Vanda asal Grobogan, “Fasilitas kamar mandi kurang, airnya sedikit, waktu ngaret, dan colokan listrik kurang banyak”, terangnya kepada REAKSI.
Keterbatasan penggunaan air bersih dan fasilitas kamar mandi yang kurang. Kak Wuri mengungkapkan, “Kegiatan ini bertemakan Upaya Penanggulangan Resiko Berbasis Remaja, sehingga peserta diharapkan menghemat penggunaan air bersih. Kenyataannya remaja sering menggunakan air dengan berlebihan“.
Keluhan lainnya juga muncul dari Rismawan asal SMK 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, “Tempat mandi tidakmemadahi,dan sering kekurangan air.Apalgi ditambah hawa yang sangat panas banget”.
Menanggapi hal itu, Kak Nashir selaku fasilitator mengatakan bahwa kurang komunikatifnya panitia dengan peserta, karena tanggung jawab panitia dalam keberhasilan kegiatan hari ini dan rencana mengkoordinasi acara selanjutnya .
Dapat dimaklumi, karena kegiatan ini diikuti oleh banyak peserta maka panitia berusaha melakukan persiapan dengan baik. Meskipun masih ada beberapa keluhan lain, seperti peralatan dan pintu kamar mandi yang rusak, tempat wudhu kurang nyaman, udara panas dan kehausan. Namun semua itu dapat diterima oleh para peserta karena ini masih hari pertama kegiatan, jadi para peserta masih menyesuaikan diri dengan keadaan.
Dalam kegiatan ini peserta diharapkan dapat memanfaatkan fasilitas yang ada dengan sebaik–baiknya, meskipun banyak keluhan, karena segala fasilitas yang minim itu adalah sebagai pembelajaran untuk terjun di daerah bencana. Sehingga PMR Wira lebih tanggap dalam aplikasi siaga bencana.

Selasa, 28 Juli 2009

Ketua Baru

Hari senin kemarin telah dilaksanakan pemilihan ketua PMR WIRA SMK 1 Kedungwuni yang baru.Dan juga telah dibentuk kepengurusan yang baru masa bhakti 2009/2010.
Nah ini adalah kandidat ketua PMR WIRA SMK 1 Kedungwuni :
1. Rismawan XI TKR 3
2. Slamet Haryanto XI TKR 3
Dan setelah diadakan pemilihan dengan pemilih dari kelas X, XI, dan sebagian kelas XII telah didapat hasil dengan perolehan sebagai berikut:
1. Rismawan 91 Suara
2. Slamet Haryanto 34 Suara
Jumlah surat rusak 8 Suara

Dengan demikian terpilihlah ketua PMR WIRA SMK 1 Kedungwuni masa bhakti 2009/2010 yaitu Rismawan.
Semoga dengan terpilihnya Rismawan dapat menjadi pemimpin yang baik dan membawa PMR WIRA SMK 1 Kedungwuni ini menjadi lebih baik dan menarik seta sejajar sengan Ekstra yang lain.
Amien...

Jumat, 19 Juni 2009

Jean Henri Dunant


Jean Henri Dunant (1828-1910) adalah seorang warga negara Swiss yang dikenal sebagai Bapak Palang Merah Dunia adalah pemuda yang menyaksikan perang mengerikan antara pasukan Prancis dan Italia melawan pasukan Austria di Solferino, Italia Utara pada tanggal 24 Juni 1859.

Tidak kurang 40.000 tentara terluka menjadi korban perang, sementara bantuan medis tidak cukup merawat korban sebanyak itu. Tergetar penderitaan tentara yang terluka, Henry Dunant bersama penduduk setempat mengerahkan bantuan menolong mereka. Setelah kembali ke Swiss, Henry Dunant menuangkan kesan dan pengalamannya ke dalam buku berjudul "Kenangan dari Solferino" menggemparkan Eropa.

Di buku itu Henry Dunant mengajukan dua gagasan. Pertama, membentuk organisasi kemanusiaan internasional yang dapat dipersiapkan pendiriannya pada masa damai untuk menolong prajurit yang terluka di medan perang. Kedua, mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang cedera dan sukarelawan serta organisasinya yang menolong saat terjadinya perang.

Pada 1863 Henry Dunant bersama keempat kawannya merealisasi gagasan tersebut dengan mendirikan komite internasional untuk nantuan para tentara yang cedera, sekarang disebut Komite Internasional Palang Merah atau Committee of The Red Cross (ICRC) merupakan lembaga kemanusiaan bersifat mandiri, sebagai penengah dan netral.

Dalam perkembangannya Palang Merah Internasional juga memiliki Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah atau International Federation of Red Cross dan Red Crescent (IFRC).

Semangat Henry Dunant inilah yang mengilhami terbentuknya Perhimpunan Nasional Palang Merah Nasional dan Bulan Sabit Merah yang didirikan hampir di setiap negara di seluruh dunia berjumlah 176 perhimpunan nasional. Sedang gagasan kedua Henry Dunant direalisasi Pemerintah Swiss dengan mengadakan konferensi Jenewa dengan menghasilkan Konvensi Jenewa (1864) yang terus dikembangkan sehingga dikenal sebagai Konvensi Jenewa 1949.

PMI Daerah Jawa Tengah Kembangkan SIBAT

Menyikapi Indonesia yang rawan bencana, PMI Daerah Jawa Tengah bekerjasama dengan Palang Merah Denmark (DRC), Komisi Uni Eropa (ECHO) dan Palang Merah Jerman (GRC) mengembangkan SIBAT (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat) yaitu Relawan PMI dari masyarakat desa setempat dan Sekolah Siaga Bencana di beberapa PMI Cabang. SIBAT dan Sekolah Siaga Bencana merupakan usaha memberdayakan masyarakat untuk menanggulangi risiko bencana yang terjadi di wilayahnya masing-masing.

Staf Humas PMI Daerah Jawa Tengah, Muhammad Nashir menjelaskan akan pentingnya program ini, Kerjasama ini sangat baik, karena dengan memberdayakan atau meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menanggulangi dan menghadapi bencana yang terjadi di wilayahnya, maka sangat mengurangi risiko bencana yang akan terjadi nanti seperti banjir, tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi sampai kebakaran, jelasnya.

Saat ini PMI Daerah Jawa Tengah bekerjasama dengan DRC telah mengembangkan SIBAT dibeberapa cabang melalui Program ICBRR (Integrated Community Based Risk Reduction) seperti di PMI Cabang Kab. Magelang, Kab. Boyolali dan Kab. Klaten. Sedangkan bekerjasama dengan ECHO dan GRC, PMI Daerah Jawa Tengah mengembangkan Program Sekolah Siaga Bencana dan Sibat di Kebumen dan Cilacap.

Keberadaan SIBAT sendiri juga memberikan dampak positif kepada warga dalam memahami kondisi lingkungan sekitar, ini dikarenakan para tim SIBAT telah mendapatkan pelatihan KBBM (Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat), bersama dengan relawan PMI Cabang, SIBAT melakukan sosialisasi KBBM melalui pertemuan rutin yang diadakan warga sendiri, seperti arisan dan pengajian, papar Nashir. Warga juga telah menyepakati adanya tanda peringatan dini dengan menggunakan kentongan, yang berada disudut kampung dan pos ronda. Sebagai bentuk pengurangan risiko bencana, warga juga melakukan penanaman pohon di wilayah-wilayah yang rawan bencana ; seperti longsor,, tambah Nashir.

PMR dan Relawan PMI Akan Ikuti Pertemuan Remaja Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Tingkat Internasional di Italia



Palang Merah Indonesia (PMI) akan memberangkatkan lima anggota Palang Merah Remaja (PMR) dan relawan beserta seorang pendamping, hari Sabtu (20/06), untuk mengikuti Pertemuan Remaja Palang Merah dan Bulan Sabit Merah tingkat Internasional di Solferino Italia. Pertemuan akan berlangsung sejak 23-28 Juni 2009 dan akan dilanjutkan dengan aksi berjalan menuju Jenewa Swiss untuk melakukan napak tilas perjalanan Henry Dunant yang melahirkan gagasan pembentukan organisasi palang merah.

Digelarnya pertemuan di Solferino Italia ini adalah untuk memperingati 150 tahun berdirinya Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (Gerakan) yang dirintis oleh Bapak Palang Merah Henry Dunant. Sebanyak 600 peserta dari 180 Perhimpunan Nasional di seluruh dunia akan mengikuti pertemuan yang dikemas dalam suasana perkemahan. Di pertemuan ini, perwakilan PMR dan relawan PMI ini akan mengikuti kegiatan workshop dan kelompok diskusi yang mengangkat topik tentang Gerakan, peran remaja dalam kegiatan pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim, konflik, kesehatan, dan bencana.

Mereka akan melakukan presentasi dan sharing pengalaman mengenai kegiatan PMR dan relawan di Indonesia, diskusi tentang masalah dan tantangan yang dihadapi dalam isu kemanusiaan, seperti perubahan iklim, konflik bersenjata, pelanggaran hukum humaniter internasional, diskriminasi dan sebagainya,, kata Kepala Divisi PMR dan Relawan Markas Pusat PMI, Juliati Susilo.

Para remaja yang akan diberangkatkan merupakan perwakilan PMR dan relawan PMI dari empat daerah. Mereka adalah Dorkas Mada Ali (PMR asal Sulawesi Barat), Prasetya Arif (PMR dari Bengkulu), I Gusti Ngurah Mayura (relawan PMI Daerah Bali), Ima Fatma Yunita (relawan PMI Daerah Jawa Tengah) dan Rina Utami sebagai Kepala Sub Divisi PMR Markas Pusat PMI sebagai pendamping. Mereka terpilih untuk berangkat ke Italia karena memenuhi sejumlah kriteria, di antaranya komunikatif, kreatif, dapat melakukan presentasi, dan tentunya dapat berbahasa inggris,, jelas Rina Utami.

Para perwakilan PMI beserta seluruh peserta pertemuan ini nantinya akan mengeluarkan suatu draft deklarasi yang akan mewakili peran PMR dan relawan di dunia dalam menjawab persoalan kemanusiaan yang dihadapi. Usai mengikuti pertemuan, para remaja akan melakukan perjalanan napak tilas dari Solferino di bagian Italia Utara menuju Jenewa Swiss untuk memperingati kembalinya Henry Dunant dari Solferino. Kami akan berjalan selama 3 hari dengan naik bis dan jalan kaki selama 2-3 jam sepanjang 15 km setiap harinya,, kata relawan PMI asal Bali, I Gusti Ngurah Mayura. Di Jenewa kami juga akan mengunjungi museum palang merah, markas Federasi Internasional dan Komite Palang Merah Internasional,, tambahnya.

Pada 150 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1859, Henry Dunant yang merupakan pengusaha asal Swiss saat itu membantu puluhan ribu tentara yang meninggal dan luka akibat perang Italia dengan Austria dalam perjalanan bisnisnya. Peristiwa ini sangat menggugah Henry Dunant sehingga sekembalinya dari Solferino, ia pun menggagas ide dibentuknya sebuah organisasi kemanusiaan internasional untuk membantu prajurit yang cedera di medan perang.

Pertemuan remaja ini merupakan kelanjutan dari konferensi remaja internasional yang pernah digelar di Jenewa tahun 2007 yang saat itu diikuti oleh anggota PMR dan relawan dari 31 Perhimpunan Nasional. Kami harap sekembalinya PMR dan relawan kami dari Italia, mereka bisa membawa pengalaman mereka dan mengembangkannya di daerah mereka masing-masing,, ujar Juliati Susilo.

Untuk informasi selengkapnya, dapat menghubungi: Juliati Susilo, Kepala Divisi PMR dan Relawan Markas Pusat PMI, Tlp. 021-799 2325, ext. 225 atau Ria Thahir, Kepala Sub Divisi Komunikasi Markas Pusat PMI, Tlp. 021-799 2325, ext. 201. Kontak Media: Aulia Arriani, Staf Hubungan Media, Hp. 0816 795 379.

Kamis, 16 April 2009

Perawatan Keluarga ( PK )

PERAWATAN KELUARGA adalah perawatan yang dilakukan oleh salah satu anggota keluarga itu sendiri dengan menggunakan peralatan sederhana yang ada. Tujuannya antara lain untuk meringankan sakit, menunjang proses penyembuhan, memperkecil kemungkinan penularan penyakit, memberi kesempatan pada bayi dan anak-anak untuk tumbuh sehat, serta membiasakan keluarga untuk hidup bersih dan sehat.

  • Alat-alat yang sering digunakan antara lain :
1. Seprai, sarung bantal, selimut, perlak, alas perlak
2. serbet, washlap
3. celemek
4. peralatan mandi
5. kain pel
6. kipas/hair dryer
7. kapas
8. termometer
9. kompres
10. pasu najis, labu kemih

Pelaku perawatan keluarga harus mencuci tangan dan memakai celemek sebelum melakukan perawatan serta membuka celemek dan mencuci tangan kembali setelah melakukan perawatan.
  • Tindakan-tindakan dalam perawatan keluarga antara lain :
1. menata tempat tidur ada/tanpa pasien
2. mengukur suhu di ketiak/dubur/mulut
3. membantu pasien buang air di atas tempat tidur
4. membantu pasien menyikat gigi
5. mengompres pasien.
  • Prinsip kerja seorang pelaku perawatan keluarga adalah :
  1. Sikap yang baik penting untuk memberi kesan baik tentang kepribadiannya (Berperikemanusiaan, bertanggungjawab, selalu mengutamakan kepentingan pasien, dan selalu bersikap terbuka)
  2. Menunjukkan kemauan kerja dengan tenang, cepat, dan tanpa ragu-ragu.
  3. Bersifat ramah, selalu senyum, bersedia mendengarkan keluhan, dan mampu menenangkan pasien
  4. Berpikir sebelum bertindak atau bekerja
  5. Pengamatan serta informasi yang berwenang sangat bermanfaat dan membantu dalam menjalankan tugas perawatan
  6. Jagalah kebersihan lingkungan dan ruangan pasien dengan tidak mengabaikan kebersihan diri sendiri
  7. Catatlah selalu hasil pengamatan dan perawatan secara singkat dan jelas
  8. Usahakan untuk tidak menambah beban pasien
  9. Jangan bertindak menyimpang dari peraturan dan perintah dokter/petigas kesehatan
  10. Jika perlu untuk merujuk pasien ke puskesmas/rumah sakit, persiapan dengan baik, baik keperluan pasien maupun transportasi
  11. selalu menjaga kerahasiaan medis pasien

Pertolongan Pertama ( PP )

PP, ato lebih umumnya Pertolongan Pertama, adalah pemberian perawatan secara segera kepada penderita sakit / kecelakaan / cedera yang memerlukan penanganan medis dasar. lebih lanjut, silakan lihat penjelasan selanjutnya...

Para Penolong

1.Orang Awam

Kelompok yang tidak terlatih / memiliki sedikit pengetahuan PP / hanya meniru apa yang pernah dilihat atau didengarnya.

2.Penolong Pertama

Kualifikasi ini yang ingin dicapai oleh PMI.

3.Tenaga Khusus

Berupa tenaga yang dilath secara khusus untuk menanggulangi kedaruratan di lapangan seperti Paramedik dan sejenisnya.


Pertolongan Pertama

Pemberian perawatan segera kepada penderita sakit / cedera / kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar.


Medis dasar

Tindakan perwatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh awam / awam terlatih secara khusus


Pelaku PP

Penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.


Tujuan PP

1.Mempercepat penyembuhan

2.Mencegah cacat

3.Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan


Kewajiban pelaku PP

1.Menjaga keseelamatan diri, anggota tim, penderita dan orang sekitarnya.

2.Dapat menjangkau penderita

3.Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa.

4.Meminta bantuan / rujukan

5.Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat berdasarkan keadaaan korban

6.Membantu pelaku PP lainnya

7.Ikut menjaga kerahasiaan medis penderita

8.Melakukan komunikasi dengan petugas lain yang terlibat

9.Mempersiapkan penderita untuk ditransportasi


Kualifikasi pelaku PP
1.Jujur dan bertanggung jawab
2.Berlaku professional

3.Kematangan emosi

4.Kemampuan bersosialisasi

5.Kemampuannya nyaa terukur sesuai sertifikasi

6.Kondisi fisik baik

7.Mempunyai rasa bangga

Kamis, 26 Maret 2009

SEJARAH PALANG MERAH

RIWAYAT SINGKAT JEAN HENRY DUNANT
Jean Henry Dunant adalah Bapak Palang karena beliaulah pendiri dan pelopor berdirinya Palang Merah. J.H. Dunant lahir di Swiss pada tanggal 8 Mei 1828 (ditetapkan sebagai Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional) Ayahnya bernama Jean Jacques Dunant dan Ibunya bernama Antoinette Colladon.

SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA PALANG MERAH
Pada tanggal 24 Juni 1859 di Solferino Itali Utara, pasukan Prancis dan Itali sedang bertempur melawan pasukan Austria. Pada saat itu H.Dunant tiba disana dengan harapan dapat bertemu dengan Kaisar Prancis (Napoleon III). H. Dunant secara kebetulan menyaksikan pertempuran itu. Saat itu dinas medis militer kewalahan dalam menangani korban perang yang mencapai 40.000 orang. Tergetar oleh penderitaan tentara yang terluka H. Dunant bekerjasama dengan penduduk setempat segera bertindak mengkoordinasikan bantuan untuk mereka.Setelah kembali ke Swiss, H. Dunant menggambarkan pengalaman itu ke dalam sebuah buku yang berjudul : UN SOUVENIR DE SOLFERINIO/ A MEMORI OF SOLFERINO yang artinya Kenang-kenangan dari Solferino TAHUN 1862.

Dalam bukunya H. Dunant mengajukan 2 gagasan, yaitu :
  1. Membentuk organisasi Sukarelawan, yang akan disiapkan dimasa damai untuk menolong para prajurit yang terluka di medan perang.
  2. Mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang cidera di medan perang ,serta sukarelawan dari organisasi tersebut pada waktu memberikan perawatan.
Th. 1863 Empat orang warga Jenewa bergabung dengan H. Dunant untuk mengembangkan kedua gagasan tersebut. Empat orang tersebut adalah :
  1. General Dufour
  2. Dr. Theodore munier
  3. Dr. Louis Appia
  4. Gustave Moynier
Yang kemudian mereka bersama-sama membentuk “Komite Internasional Palang Merah” (KIPM) atau “International Committee Of the Red Cross” (ICRC).Berdasarkan gagasan pertama didirikanlah sebuah Organisasi Sukarelawan di setiap negara, yang bertugas membantu dinas medis angkatan darat pada waktu perang. Organisasi tersebut sekarang disebut LRCS (Loague Of The Red Cross Society) atau LPPMI ( Liga Perhimpunan Palang Merah) yang dibentuk tanggal 5 Mei Tahun 1919. Tahun 1992 berubah menjadi Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah .Palang Merah lahir berdasarkan keinginan untuk membantu korban perang, dan untuk pelaksanaan tugasnya pada tanggal 22 Agustus 1864 atas Prakarsa ICRC, Pemerintah Swiss menyelenggarakan Konferensi yang diikuti 12 negara yang dikenal dengan Konvensi Genewa ( The Genewa Conventions Of August 12 1949 ).Kovensi Jenewa adalah perjanjian Internasional yang memuat aturan pokok tertentu yang mengikat dan berlaku terhadap negara-negara yang telah menandatanganinya.

Syarat suatu negara dalam menandatangani Konvensi Jenewa :
  1. Negara Merdeka
  2. Negara yang mempunyai perhimpunan Palang Merah
  3. Mengakui dan Menandatangani Konvensi Jenewa
Konvensi Genewa terdiri dari 4 bagian, yaitu:
  1. Konvensi I (1864)Mengatur tentang perbaikan nasib korban perang di darat
  2. Konvensi II (1906)Mengatur tentang Perbaikan nasib korban perang di laut dan karam
  3. Konvensi III (1929)Mengatur tentang perlakuan terhadap tawanan perang
  4. Konvensi IV (1949) 12 AgustusMengatur tentang perbaikan nasib orang-orang sipil di waktu perang.
Pengakuan Indonesia terhadap Konvensi Jenewa di wakili oleh Deplu atas nama pemerintah ditetapkan di jakarta tanggal 10 September 1959 berdasarkan UU. No.59/1958.

Dalam perkembangannya pada tahun 1977 atas prakarsa pemerintah Swiss diselenggarakan Konferensi Diplomatik di jenewa untuk membahas 2 buah rancangan Protokol tambahan Konvensi Jenewa ,yaitu :
  1. Protokol tambahan I mengenai Perlindungan terhadap korban sengkete bersenjata International (Protokol Additional to the Genewa Convention of 1949 and relating to the Protection of Victims of International Armed Conflicts).
  2. Protokol Tambahan II mengenai Perlindungan terhadap korban sengketa bersenjata Non-International (Protokol Additional to the Genewa Convention of 1949 and Relating to the Protection of Victims of non International Armed Conflicts).
Kewajiban negara peserta Konvensi Genewa :
  1. Mematuhi dan menghormati aturan Konvensi Genewa
  2. Melaksanakan aturan Konvensi Genewa dengan membuat UU tentang pemberian sanksi pelaku pelanggaran berat.
  3. Menyebarluaskan Pengertian Konvensi genewa.
PALANG MERAH INTERNASIONALPalang Merah adalah suatu perhimpunan yang anggotanya memberikan pertolongan dengan sukarela berdasarkan prikemanusiaan kepada mereka yang membutuhkan tanpa membedakan bangsa, agama dan politik.

Tiga macam Lambang Palang Merah yang resmi diakui Internasional :
  1. Palang Merah diatas warna dasar putihAdalah kebalikan dari bendera Swiss sebagai lambang yang diakui untuk menghormati negara Swiss atau kewarganegaraan Dunant.( 1864 )
  2. Bulan sabit Merah diatas warna dasar putih digunakan dinegara Arab ( 1876 )
  3. Singa dan Matahari Merah diatas warna dasar putih digunakan dinegara Iran.
Arti Pemakaian Tanda Palang Merah :
• Pada Waktu PerangMelindungi korban perang baik sipil atau militer, kesatua kesehatan dan RS yang ditunjuk sebagai RS Palang merah oleh yang berwajib.
• Pada Waktu DamaiDi pakai sebagai petunjuk oleh jawatan kesehatan angkatan perang, Palang Merah Nasional dan beberapa Organisasi yang diberi ijin untuk memakainya.

TUGAS PALANG MERAH :
• Pada Waktu Perang
  1. Membantu Jawatan Kesehatan angkatan Perang2.
  2. Memberi Pertolongan pada waktu perang
• Pada waktu damai
  1. Membangkitkan perhatian umum terhadap azas dan tujuan Palang Merah
  2. Menyebarluaskan Cita-cita Palang Merah Berdasarkan Prikemanusiaan
  3. Menyiapkan tenaga dan sarana Kesehatan/bantuan lainnya untuk menjamin kelancaran tugas palang Merah.
  4. Memberi bantuan dan pertolongan pertama dalam setiap musibah/kecelakaan.
  5. Menyelenggarakan PMR
  6. Turut memperbaiki Kesehatan rakyat
  7. Membantu Mencari Korban Hilang ( TMS ).
PRINSIP DASAR GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNATIONALPrinsip dasar Palang Merah dikenal dengan 7 Prinsip Palang Merah yang disahkan di Wina ( Austria ) oleh Konferensi International Palang Merah dan Bulan Sabit Merah XX tahun 1965.Terdiri atas :
  1. Kemanusiaan ( Humanity )Bahwa gerakan Palang Merah dan Bulan sabit Merah didirikan berdasarkan keinginan untuk memberikan pertolongan tanpa membedakan korban dalam pertempuran, berusaha mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia.
  2. Kesamaan ( Importiality )Bahwa gerakan ini tidak membedakan bangsa, suku, agama dan politik, tujuannya semata-mata untuk mengurangi penderitaan manusia sesuai dengan kebutuhannya dan mendahulukan yang paling parah.
  3. Kenetralan ( Neutrality )Bahwa gerakan ini tidak boleh memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan Politik, agama, suku, atau ideologi agar senantiasa mendapat kepercayaan dari semua pihak.
  4. Kemandirian ( Independence )Bahwa gerakan ini bersifat mandiri, tugasnya membantu pemerintah dalam bidang kemanusiaan, harus mentaati peraturan negaranya dan harus menjaga otonomi negaranya sehingga dapat bertindak sesuai dengan prinsip pelang merah.
  5. Kesukarelaan ( Voluntari Service )Gerakan ini memberi bantuan secara sukarela bukan keinginan mencari keuntungan.
  6. Kesatuan ( Unity )Gerakan ini dalam suatu negara hanya terdapat satu perhimpunan palng merah atau bulan sabit merah yang terbuka untuk semua orang dan melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah.
  7. Kesemestaan ( Universality )Bahwa gerakan ini bersifat semesta dimana setiap perhimpunan mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama dalam menolong sesama.
SEJARAH PALANG MERAH INDONESIASeperti Palang Merah International, lahirnya PMI juaga berkaitan dengan peperangan yang diawali pada:
  1. Masa Sebelum Perang Dunia Ia. 21 Oktober 1873 Palang merah Hindia Belanda dibentuk dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (NERKAI).b. Tahun 1932 Dr. RCL Senduk dan Bahder Djohan merencanakan mendirikan badan PMI namun ditolak oleh pemerintah Belanda.c. Tahun 1940 pada sidang Konferensi NERKAI, rencana itu dikemukakan kembali namun tetap ditolak dengan alasan pemerintah Indonesia belum mampu mengatur Badan palang Merah nasional.
  2. Masa Pendudukan JepangDr. RCL Senduk berusaha kembali untuk mendirikan Badan PMI namun gagal karena ditolak oleh Pemerintah Dai Nippon.
  3. Masa Kemerdekaan RI1. Tanggal 3 September 1945 presiden Soekarno memerintahkan kepada Menkes Dr, Buntaran Martoadmodjo untuk membentuk badan PM Nasional.2. Tanggal 5 September 1945 Menkes RI dalam Kabinet I (dr. Boentaran ) membentuk Panitia 5 :Ketua : Dr. R. MochtarPenulis : Dr. Bahder DjohanAnggota : Dr. DjoehanaDr. MarzukiDr. Sitanala3. 17 September 1945 tersusun Pengurus Besar PMI yang dilantik oleh Wakil Presiden RI Moch. Hatta, yang sekaligus sebagai ketua dan beliau dikenal dengan Bapak Palang Merah Indonesia.Pengurus PMI Pertama yaitu :Ketua : Drs. Moh. HattaWakil ketua : Dr. Boentaran MartoadmodjoBadan Penulis : Dr. MochtarDr. Bahder DjohanMr. SantusoBendahara : Mr. SaubariPenasehat : KH. Rd. AdenanDitambah pengurus lainnya.
  4. Beberapa Peristiwa Sejarah penting
  • Tanggal 16 januari 1950 dikeluarkan Kepres No. 25/1950 tentang pengesahan berdirinya PMI.
  • Tanggal 15 Juni 1950 PMI diakui oleh ICRC
  • Tanggal 16 Oktober 21950 PMI diterima menjadi anggota Federasi Palang Merah dan Bulan sabit Merah dengan keanggotaan No. 68.Nama-nama Tokoh yang pernah Menjadi Ketua PMI :1. Ketua PMI ke 1 (1945-1946) : Drs. Moh Hatta2. Ketua PMI ke 2 (1946-1948) : Soetardjo Kartohadikoesoemo3. Ketua PMI ke 3 ( 1948-1952) : BPH. Bintoro4. Ketua PMI ke 4 (1952-1954) : Prof. Dr. Bahder Djohan5. Ketua PMI ke 5 (1954-1966) : P.A.A. Paku alam VIII6. Ketua PMI ke 6 (1966-1969) : Letjen Basuki Rachmat7. Ketua PMI ke 7 (1970-1982) : Prof.Dr. Satrio8. Ketua PMI ke 8 (1982-1986) : Dr. H.Soeyoso Soemodimedjo9. Ketua PMI ke 9 (1986-……) : Dr. H.Ibnu Sutowo.Azas dan Landasan PMIa. Pancasila sila Kemanusiaan Yang adil dan beradab, yang terdiri dari 8 butirb. Pembukaan UUD 1945, alinea I dan IVc. Batang Tubuh UUD 1945- Pasal 27 ayat 2- Pasal 34PALANG MERAH REMAJATingkatan anggota PMR :1. Tingkat Mula untuk SD umur 7-12 Th.2. Tingkat Madya untuk SLTP umur 13-16 Th.3. Tingkat Wira untuk SMU umur 17-21 Th.PMR dibentuk bulan Maret 1950 berdasarkan keputusan LRCS